Senin, 29 Oktober 2012

"You Took My Heart Away"

Staring at the moon so blue
Turning all my thoughts to you
I was without hopes or dreams
I tried to dull an inner scream but you..
saw me through


Walking on a path of air
See your faces everywhere
As you melt this heart of stone
you take my hand to guide me home and now...
I'm in love


You took my heart away
when my whole world was gray
You gave me everything
and a little bit more
And when it's cold at night
and you sleep by my side
You become the meaning of my life


Living in a world so cold
you are there to warm my soul
You came to mend a broken heart
You gave my life a brand new start and now
I'm in love


Holding your hand
I won't fear tomorrow
Here were we stand
we'll never be alone


-MLTR-



»»  Baca sampai tuntas...

Sabtu, 27 Oktober 2012

Infaq ; Perniagaan yang Tiada Merugi #part 2

Lain lagi kisah seorang pengusaha berkah dari Provinsi Jawa Tengah. Banyak usaha yang ia tangani. Mulai dari percetakan, penerbitan, institusi pendidikan, pelayanan haji dan umrah, yayasan-yayasan sosial, dan banyak lagi. Bagi saya, jumlah usaha dan kegiatan yang beliau tangani sulit dihitung dengan jari. Terakhir saya dengar, beliau tengah membangun sebuah hotel syariah di bilanngan kota yang cukup strategis dengan biaya miliaran rupiah. Hal yang lebih membuat kagum adalah semua usaha yang beliau bangun berjalan dengan lancar dan memberi hasil yang tidak sedikit.

Subhanallah, dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, beliau amat terampil untuk mengelola semua usahanya. Saya penasaran untuk mengetahui rahasia kesuksesan di balik itu semua. Sampai pada akhirnya salah seorang stafnya bercerita kepada saya bahwa beliau selalu menginfakkan hampir 30% dari penghasilannya di jalan Allah SWT.

Kala krisis moneter, perusahaan percetakan miliknya hampir bangkrut sama seperti usaha yang lain. Sebuah kebijakan yang ia tempuh terdengar aneh saat itu. Para karyawannya yang berjumlah ratusan, tidak ia rumahkan. Bahkan beliau tambahkan gaji mereka, sehingga membuat karyawan tersebut senang, tidak resah dengan harga bahan pokok yang menggila pada saat itu, sehingga mereka pun berdoa untuk kebaikan pemilik usaha. Subhanallah, siapa yang suka memberi, ia pasti akan diberi. Oleh siapa, ya, oleh Sang Maha Pemberi, Al-Wahhab! Perniagaan yang tiada merugi. Itulah salah satu jaminan bagi orang yang suka berinfak.
»»  Baca sampai tuntas...

Jumat, 26 Oktober 2012

Apa Kabarmu Sahabat ?

Entah kenapa akhir-akhir ini aku kembali teringat oleh salah seorang sahabatku sewaktu kecil dulu. Sahabatku yang satu itu laki-laki dan umurnya jauh lebih tua daripada aku. Waktu itu dia seumur anak SMA sementara aku dan temanku masih SD sekitar kelas 3 SD. Tapi jangan salah sangka. Jadi begini ceritanya.......

Dulu aku punya tetangga perempuan seumuranku, sebut saja namanya Sely. Sely punya kakak perempuan yang sangat cantik dan umurnya terpaut cukup jauh dengan kami (sebut saja namanya Runi), mungkin terpaut sekitar 15tahunan. Waktu itu dia sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang cukup terkemuka di kota ini.

Disini semuanya berawal. Waktu itu aku baru kurang lebih 1tahun pindah ke rumah ini, rumah baru yang belum selesai dibangun, dan Sely adalah teman pertamaku. Kebetulan kami sekolah di sekolah yang sama walaupun kami tidak pernah satu kelas. Kami sering berangkat dan pulang sekolah bersama-sama.

Lalu suatu hari Sely mengajakku untuk bermain di rumah salah satu warga yang beda RT dengan kami namun letak RT.nya masih satu jalan dengan RT kami. Warga itu adalah seorang laki-laki muda, yang (jujur) tampan, tinggi, putih, tapi badannya melengkung seperti orang kekurangan gizi. Tapi satu yang aku tidak suka, dia salah satu perokok berat.

Tentu saja Sely tidak tanpa alasan untuk datang kesana. Dia membawa pesan dari kakak perempuannya untuk laki-laki muda itu. Mulai saat itu aku baru tau dari Sely kalau laki-laki muda itu (sebut saja namanya Vino) suka sama kakak perempuan Sely. Entah bagaimana jelas cerita tentang hubungan kak Vino dan kak Runi, tapi mulai saat itu aku dan Sely sering bermain di rumah kak Vino. Mungkin yang membuat kami nyaman bermain dengan kak Vino adalah karena memang dia adalah orang yang sangat baik dan sangat menyenangkan. Kak Vino memiliki seorang teman sebayanya yang rumahnya tak jauh dari rumahnya. Sebut saja teman kak Vino itu namanya kak Fedi. Karena kak Fedi sering bermain juga di rumah kak Vino, jadi aku dan Sely sering juga bermain dengan dia.

Kak Vino hanya tinggal berdua dengan neneknya. Ibunya menjadi TKW di luar negeri dan ayahnya.........aku sama sekali tak tahu tentang ayahnya. Aku kurang tahu mengenai cerita keluarganya dan bagaimana kelanjutan kisah kak Vino dan kak Runi aku juga tak tahu.

Singkat cerita,
Beberapa minggu setelah sering bermain dengan kak Vino, aku dan Sely mulai jarang ke rumah kak Vino karena mungkin ada kaitannya dengan kak Runi yang tidak suka adiknya bermain terus terusan dengan kak Vino, sementara aku selalu diajak Sely jika akan bermain ke rumah kak Vino.
Beberapa bulan setelah aku dan Sely jarang ke rumah kak Vino bahkan nyaris tidak pernah lagi, aku mendengar kabar bahwa kak Vino terkena kanker paru-paru (kalau tidak salah). Yang jelas penyakit itu membuat kak Vino terlihat semakin kurus dan melengkung badannya. Selain itu dia juga sering muntah darah. Tetangganya sudah sering bolak-balik mengantarkan dia ke rumah sakit. Mengenai orangtuanya? Aku benar-benar tidak tau.

Dan tak lama setelah mendengar kabar-kabar buruk mengenai penyakit kak Vino, kabar terburuk pun datang. Ya. Kak Vino pergi. Untuk selamanya.
Aku dan Sely tak pernah lagi bermain dengan kak Fedi apalagi ke rumah kak Vino.
Setelah itu sampai sekarang, aku tak tau lagi kabar tentang kak Fedi dan keluarga kak Vino.

Bertahun-tahun sudah.
Sekarang, Apa kabarmu Sahabat? Semoga kau diterima di sisi-Nya dan telah tenang disana.

»»  Baca sampai tuntas...

Kamis, 25 Oktober 2012

Infaq ; Perniagaan yang Tiada Merugi #part 1

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tiada merugi." (Fathir[35]:29)

Ada seorang pengusaha sukses di Indonesia yang memulai kariernya dengan membuka sebuah bisnis makanan dan kini telah merambah seluruh tanah air dengan puluhan outlet dan cabangnya.
Dalam tempo yang tidak terlalu lama, usaha makanan lezat yang ia rintis berkembang dengan begitu menggurita. Masyarakat pun banyak menggandrungi makanan yang disajikan oleh 'brand' restoran miliknya.

Suatu saat pernah beliau menjadi sponsor utama sebuah seminar zakat yang diadakan di kota Medan. Usai menyampaikan materi seminar, para pembicara diajak untuk menikmati santap siang di salah satu restoran milik sang pengusaha.
Ketika santap makan siang berlangsung, salah seorang pembicara menyela dengan sebuah pertanyaan kepada pemilik restoran, "Pak, boleh dong berbagi cerita kiat sukses merintis bisnis kayak begini. Sepertinya bapak gak terlalu lama membangun bisnis ini tapi kok langsung menggurita sampai seluruh tanah air. Apa sih rahasianya?"

Sambil tersenyum penuh rasa syukur, pengusaha ini menjawab dengan nada yakin, "Pak Ustadz, sama seperti pengusaha lain, saya merintis ini dengan jatuh bangun. Namun, sejak saya bertekad untuk menaikkan zakat saya hingga 5% dari penghasilan, subhanallah, Allah berkenan memberikan rezeki yang melimpah kepada saya, keluarga, dan semua orang yang terlibat dalam usaha ini." Ia menambahkan, "Saya amat percaya, semakin banyak kita membantu Allah, Dia pun akan lebih banyak lagi akan memberikan balasannya kepada kita. Dan itu telah kami rasakan kebenarannya!"

Allahu Akbar.... Allah Maha Besar... Dia mampu memberikan balasan yang begitu berkah bagi hamba-Nya yang mau berniaga kepada-Nya.
Itu cerita dari pulau Sumatera, tepatnya di kota Medan.



Kutipan cerita itu adalah kisah nyata yang ada di buku Rezeki Rumah Miring yang ditulis oleh Ust. Bobby Herwibowo. Semoga di malam takbir untuk menyambut Hari Raya Idhul Adha ini kita semua bisa menjadi insan yang gemar berinfaq di jalan-Nya. Karena sesungguhnya sebagian harta yang kita miliki adalah milik orang-orang yang membutuhkan. Nantikan kelanjutan cerita Infaq ; Perniagaan yang Tiada Merugi pada postingan selanjutnya :)
Allaahu Akbar.... Allaahu Akbar .....Allaahu Akbar.......
Laa ilaaha illallaahu wallaahu Akbar
Allaahu Akbar walillaahil hamd
»»  Baca sampai tuntas...