Minggu, 04 September 2011

sekilas tentang 'Meniti Jalan ke Surga'

"Wahai Tuhan pemilik seratus cinta yang hanya dengan menurunkan satu cinta saja dunia sedemikian berwarna
Ampuni jiwa hamba yang tak mampu menahan diri
hingga pandangan mata hamba tidak lagi terjaga sempurna
hingga hati hamba tidak lagi pada sucinya
hingga pikir hamba selalu mengajak untuk berpikir akannya
yang bukan pada-Mu, yang bukan pada Rasul-Mu
Ampuni hamba Ya Rahman
yang tidak bisa menjaga cinta hamba hanya untuk Engkau"

itu adalah salah satu kutipan di novel "Meniti Jalan ke Surga" yang ditulis oleh Ali Imron El-Shirazy...
Novel ini membahas bagaimana seharusnya remaja-remaja muslim&muslimah berbuat dengan baik yang sesuai dengan syariat agama Islam. Ceritanya tentang hal-hal dan masalah yang sering dihadapi remaja-remaja jaman sekarang. Bahasanya yang ringan dan mudah dipahami menjadi nilai plus novel ini. Apalagi novelnya juga tidak begitu tebal jadi tidak memerlukan waktu berminggu-minggu untuk membaca novel ini sampai selesai. Kalo kata penulisnya sih:
Sebuah kisah tentang perjalanan menggapai ridha illahi demi kehidupan hakiki, sebuah perjalanan menuju surga abadi.

Dalam novel ini diceritakan seorang remaja putra bernama Gilang Herdiansyah yang sangat perfect. Sempurna dalam segala hal, meskipun memang gak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah. Sikapnya yang patut diteladani dalam berbagai hal dan keadaan. Sikapnya dalam menghadapi masalah dan pilihan hidup yang sangat sulit. Semua itu selalu dipikirkan dan dipertimbangkan sesuai dengan syariat agama yang dianutnya, Islam. Setiap hal yang dilakukannya selalu menjadi perhatian banyak orang, apalagi para cewek, karena memang wajahnya yang tampan dan dia juga termasuk anak orang kaya. Tapi Gilang tidak pernah menyombongkan apapun yang dimilikinya, karena ia sadar semua itu hanyalah titipan Allah SWT. Bisa dibilang perfect mungkin karena di usianya yang masih sangat muda, sekitar 17tahun, dia sudah bisa berbuat dan menjaga sikap dengan sangat baik yang selalu memperhatikan perintah dan larangannya-Nya. Sangat terlihat ketika ia dihadapkan pada seorang perempuan yang menyukainya secara diam-diam yang selalu menjaga pandangan terhadap siapapun yang bukan muhrimnya...
(selanjutnya baca sendiri yaa... hehe)

Banyak sekali pelajaran yang aku ambil dari novel ini, apalagi pergaulan remaja-remaja sekarang yang seringkali kelewat batas.
Pokoknya recommended banget deh novel ini ! jangan sampai rugi karena belum baca ya.. hehe
»»  Baca sampai tuntas...

Jumat, 02 September 2011

Puisi terakhir Soe Hok Gie

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza
Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandalawangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati di sisimu manisku
Setelah kita bosan hidup dan bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu

Mari, sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegakklah ke langit atau awan mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua


Berbahagialah mereka yang mati muda
Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaanmu


-END-

puisi-puisi Soe Hok Gie memang sangat puitis dan bermakna dalam dan ini adalah puisi terakhirnya sebelum dia meninggal di Gunung Semeru thn 1969..
puisi dari seorang demonstran dan aktifis yang sangat puitis.. seseorang yang sangat inspiratif. i really like it
»»  Baca sampai tuntas...