Jumat, 26 Oktober 2012

Apa Kabarmu Sahabat ?

Entah kenapa akhir-akhir ini aku kembali teringat oleh salah seorang sahabatku sewaktu kecil dulu. Sahabatku yang satu itu laki-laki dan umurnya jauh lebih tua daripada aku. Waktu itu dia seumur anak SMA sementara aku dan temanku masih SD sekitar kelas 3 SD. Tapi jangan salah sangka. Jadi begini ceritanya.......

Dulu aku punya tetangga perempuan seumuranku, sebut saja namanya Sely. Sely punya kakak perempuan yang sangat cantik dan umurnya terpaut cukup jauh dengan kami (sebut saja namanya Runi), mungkin terpaut sekitar 15tahunan. Waktu itu dia sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang cukup terkemuka di kota ini.

Disini semuanya berawal. Waktu itu aku baru kurang lebih 1tahun pindah ke rumah ini, rumah baru yang belum selesai dibangun, dan Sely adalah teman pertamaku. Kebetulan kami sekolah di sekolah yang sama walaupun kami tidak pernah satu kelas. Kami sering berangkat dan pulang sekolah bersama-sama.

Lalu suatu hari Sely mengajakku untuk bermain di rumah salah satu warga yang beda RT dengan kami namun letak RT.nya masih satu jalan dengan RT kami. Warga itu adalah seorang laki-laki muda, yang (jujur) tampan, tinggi, putih, tapi badannya melengkung seperti orang kekurangan gizi. Tapi satu yang aku tidak suka, dia salah satu perokok berat.

Tentu saja Sely tidak tanpa alasan untuk datang kesana. Dia membawa pesan dari kakak perempuannya untuk laki-laki muda itu. Mulai saat itu aku baru tau dari Sely kalau laki-laki muda itu (sebut saja namanya Vino) suka sama kakak perempuan Sely. Entah bagaimana jelas cerita tentang hubungan kak Vino dan kak Runi, tapi mulai saat itu aku dan Sely sering bermain di rumah kak Vino. Mungkin yang membuat kami nyaman bermain dengan kak Vino adalah karena memang dia adalah orang yang sangat baik dan sangat menyenangkan. Kak Vino memiliki seorang teman sebayanya yang rumahnya tak jauh dari rumahnya. Sebut saja teman kak Vino itu namanya kak Fedi. Karena kak Fedi sering bermain juga di rumah kak Vino, jadi aku dan Sely sering juga bermain dengan dia.

Kak Vino hanya tinggal berdua dengan neneknya. Ibunya menjadi TKW di luar negeri dan ayahnya.........aku sama sekali tak tahu tentang ayahnya. Aku kurang tahu mengenai cerita keluarganya dan bagaimana kelanjutan kisah kak Vino dan kak Runi aku juga tak tahu.

Singkat cerita,
Beberapa minggu setelah sering bermain dengan kak Vino, aku dan Sely mulai jarang ke rumah kak Vino karena mungkin ada kaitannya dengan kak Runi yang tidak suka adiknya bermain terus terusan dengan kak Vino, sementara aku selalu diajak Sely jika akan bermain ke rumah kak Vino.
Beberapa bulan setelah aku dan Sely jarang ke rumah kak Vino bahkan nyaris tidak pernah lagi, aku mendengar kabar bahwa kak Vino terkena kanker paru-paru (kalau tidak salah). Yang jelas penyakit itu membuat kak Vino terlihat semakin kurus dan melengkung badannya. Selain itu dia juga sering muntah darah. Tetangganya sudah sering bolak-balik mengantarkan dia ke rumah sakit. Mengenai orangtuanya? Aku benar-benar tidak tau.

Dan tak lama setelah mendengar kabar-kabar buruk mengenai penyakit kak Vino, kabar terburuk pun datang. Ya. Kak Vino pergi. Untuk selamanya.
Aku dan Sely tak pernah lagi bermain dengan kak Fedi apalagi ke rumah kak Vino.
Setelah itu sampai sekarang, aku tak tau lagi kabar tentang kak Fedi dan keluarga kak Vino.

Bertahun-tahun sudah.
Sekarang, Apa kabarmu Sahabat? Semoga kau diterima di sisi-Nya dan telah tenang disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar